1. Hadis Pada Masa
Rasulullah
Masa ini berlangsung selama 23 tahun, mulai tahun 13 sebelum
hijriah, bertepatan dengan tahun 610 masehi sampai dengan tahun 11 hijriah.
Pada masa ini Rasulullah membenarkan para sahabat unutuk menulis hadis dan
menghafalnya, diantara para sahabat yang memiliki banyak catatan hadis dari
Rasullulah adalah, Jabir bin Abdillah bin amr al-Anshari, Anas bin Malik, Abu
Hurairah, Abub syah, Abu Bakar as-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin
Abbas dll.
2. Hadis Pada Masa
Sahabat
Masa ini terhitaung sejak tahun 11 hijriah sampai dengan tahun 40
hijriah. Pada masa ini perhatian masih terfokus pada pemeliharaan Al-quran,
oleh karena itu para sahabat sangat hati-hati dalam menulis Al-quran agar tidak
tercampur dengan hadis. Dan juga belum ada yang mengumpulkan hadis dalam bentuk
kitab seperti Al-quran karena, agar tidak memalingkan perhatian umat dalam
mempelajari Al-quran, dan juga banyak sahabat periwayat hadis yang sudah
tersebar dalam tugas mengajarkan Al-quran sehingga susah untuk menghimpun hadis
secara lengkap, dan juga di kalangan sahabat sendiri masih terjadi perselisihan
pendapat, dan juga soal lafal dan soal sahihnya.
3. Hadis Pada Masa
Tabi’in
Pada masa ini terdapat beberapa kota yang dijadikan para tabi’in
sebagai tujuan dalam mencari hadis, seperti Madinah, Makkah, Kufah, Basrah,
Syam, Mesir dll. Dan beberapa orang yang meriwayatkan hadis paling banyak
antara lain Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, Anas bin Malik, ‘Aisyah, Abdullah
bin Abbas, Jabir bin Abdillah dan Sa’ad al-Khudri. Dan juga banyak para sahabat
yang membina hadis di wilayah-wilayah besar yang disebutkan tadi sesuai dengan
tempat meraka menetap. Pada masa ini terjadi perpecahan pilitik dan pecahnya
Islam menjadi beberaoa kelompok yaitu, Khawarij, Syi’ah, Mu’awiyah, dan
golongan mayoritas yang tidak termasuk kelompok tersebut. Dan oleh karena sebab
ini mulailah muncul hadis-hadis palsu yang diciptakan untuk saling menjatuhkan
kelompok lain dan menguatkan kelompok sendiri.
4. Masa Kodifikasi
Hadis
Kegiatan ini dimulai pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz
melalui instruksinya kepada gubernur Madinah Abu Bakar bin Muhammad bin Hazm
untuk mengumpulkan hadis dari para uluma Madinah. Abu Bakar ibn Hazm berhasil
mengumpulkan hadis yang menurut ulama kurang lengkap, sedang Ibn Syihab
az-Zuhri berhasil menghimpun hadis yang menurut ulama lebih lengkap. Namun
kitab-kitab tersebut telah lenyap dan tak sampai diwariskan kepada kita
sekarang. Latar belakang khalifah mengambil keputusan ini adalah karena ia
khawatir hilangnya hadis-hadis dan banyaknya ulama yang meninggal karena
peperangan, dan karena takut akan tercampur antara hadis shahih dan hadis
palsu, juga karena semakin luasnya daerah kekuasaan Islam, sementara para
tabi’in antara satu dengan yang lainnya tidak sama, jelas sangat memerlukan
adanya usaha kodifikasi ini.
5. Pembukuan Hadis
Pada Masa setelah Ibnu Syihab az-Zuhri
Diantara para ulama setelah az-Zuhri, ada ulama hadis yang berhasil
menyusun kitab tadwin yang isa
diwariskan kepada generasi sekarang, yakni Malik bin Anas dengan kitabnya yang
dinamakan al-muaththa’. Kitab tersebut disusun pada tahun 143 hijriah dan para
ulama menilainya sebagai kitab tadwin pertama.
Masa Seleksi,
Penyempurnaan, dan Pengembangan Sistem aPenyusunan Kitab-Kitab Hadis
Masa ini adalah masa para mudawwin dalam melakukan seleksi secara
ketat, sebagai kelanjutan dari uapaya sebelumnya yang telah berhasil melahirkan
suatu kitab tadwin. Masa ini dimulai sekitar akhir abad II atau awal abad III,
atau ketika pemerintahan dipegang oleh bani Abbas.
Pada masa ini ulama berhasil memisahkan hadis-hadis yang
mauquf,maqtu’ dan marfu’ walaupun masih ada terselip beberapa hadis dhaif
didalam kitab-kitab shahih. Pada masa ini pula lahirnya kitab yang enam yakni:
1.
Al-Jami’ash-Shahih susunan
al-Bukhari
2.
Al-Jami’ash-Shahih susunan Muslim
3.
As-Sunan susunan Abu Daud’
4.
As-Sunan susunan at-Turmudzi
5.
As-Sunan susunan an-Nasa’i
6.
As-Sunan susunan Ibn Majah
Penyusunan
Kitab-Kitab Hadis
Penyusunan kitab-kitab pada masa ini lebih mengarah kepada usaha
mengembangan beberapa variasi pentadwinan terhadap kitab-kitab yang sudah ada,
maka setelah berjalan beberapa saat dari munculnya kutub as-sittah,
al-Muaththa’ Malik bin Anas, dan Musnad Dahmad ibn Hambal, para ulama
mengalihkan perhatiannya untuk menyusun kitab-kitab Jawami’ ( mengumpulkan
kitab-kitab hadis menjadi satu karya), kitab Syarah ( kitab komentar dan uraian
), kitab Mukhtasar ( kitab ringkasan ), men-takhrij ( mengkaji sanad dan dan
mengembalikan kepada sumbernya ), menyusun kitab Athraj ( menyusun
pangkal-pangkal suatu hadis sebagai petunjuk kepada materi hadis secara
keseluruhan ), dan penyusunan kitab hadis untuk topik-topik tertentu.
Referensi: bukuUlumulHadits
Oleh: SohariSahrani
baca juga artikel lainnya : pemeliharaan Al-Quran pada masa Ali bin Abi Thalib
0 comments:
Post a Comment